Era yang Serba Cepat, Membutuhkan Lebih Banyak Energi
Kamu merasa cepat burnout di era teknologi yang menuntut kecepatan dalam beradaptasi saat ini? Tenang, kamu tidak sendirian, banyak dari kita yang mengalami hal serupa. Tuntutan demi tuntutan hidup yang memaksa kita melakukan banyak hal, tanpa disadari telah menguras banyak energi tubuh kita.
Burnout bukan hanya soal pekerjaan. Ia juga bisa muncul karena kita terus-terusan beraktivitas, yang menyebabkan kelelahan baik secara fisik dan mental. Padahal, tubuh kita butuh istirahat agar pikiran dan tubuh kita bisa kembali lagi dalam keadaan yang fit menjalani hari.
Burnout akan membawa kita dengan perasaan mengalami cemas, kehilangan konsentrasi, depresi atau ketidakstabilan emosi tanpa sebab. Jika kamu mengalami hal-hal seperti itu coba lakukan 3 hal sederhana ini: 1) Detox dari sosial media, 2) Aktif olahraga, dan 3) Kembali ke aktivitas yang merawat diri.
Ketiga hal ini terlihat mudah kita lakukan, tapi kadang terlewat begitu saja untuk dilakukan. Nah kali ini kita bahas, kenapa hal sederhana ini efektif untuk kembalikan energi kamu dari rasa burnout.
Detox Sosial Media: Jeda untuk Pikiranmu
Penelitian menunjukkan bahwa digital detox dapat membantu menurunkan gejala kecemasan dan depresi secara signifikan. Bahkan, dalam studi Alanzi T M, Arif W, Aqeeli R, et al., menghapus akun sosial media terbukti meningkatkan kesejahteraan mental, mengurangi skor kecemasan dan depresi secara signifikan. Ini karena media sosial banyak memicu perbandingan sosial, FOMO, dan kegelisahan.
Media sosial, memberikan kita akses yang tidak terbatas terhadap informasi yang sedang terjadi di seluruh dunia. Padahal, di saat tubuh kita merasa lelah, seharusnya kita tidak perlu disuguhi lagi berita yang justru menambah kecemasan. Itulah perannya dari detox media sosial, untuk memberikan jeda.
Detox bukan berarti memblokir segalanya. Mulai saja dengan:
- Matikan notifikasi saat makan dan sebelum tidur
- Alokasikan satu jam tanpa layar setiap hari
- Gantikan konsumsi konten negatif dengan membaca buku, mendengarkan musik atau podcast
Setelah beberapa hari, kamu akan merasakan pikiran yang lebih jernih, tidur yang lebih pulas, dan daya ingat yang membaik.
Olahraga: Gerakmu adalah Obatmu
Olahraga tidak hanya membuat tubuh lebih kuat, tetapi juga punya efek antidepresan dan anti-stres. Menurut Mayo Clinic, berolahraga beberapa kali seminggu bisa meningkatkan mood, percaya diri, dan mengurangi gejala depresi ringan dan kecemasan. Sementara studi dari UCLA Health mencatat, orang yang aktif berolahraga mengalami “hari yang buruk” 40% lebih sedikit per bulannya dibanding yang tidak aktif
Untuk mencegah burnout, kamu sebenarnya tidak perlu olahraga yang berat. Cukup berolahraga 30-45 menit, lakukan 3–5 kali seminggu, sudah sangat membantu meningkatkan kembali kondisi mental kamu. Aktivitas seperti jalan kaki, jogging, renang, atau yoga bisa menjadi referensi yang bisa kamu lakukan.
Penting untuk kamu ketahui saat kita berolahraga, tubuh mengeluarkan hormon endorfin dan serotonin. Hormon tersebut yang membantu menstabilkan suasana hati dan mengurangi stres. Jadi otak bisa kembali fokus dan suasana hati menjadi ceria dan bersemangat.

Miliki Aktivitas Hobi
Terakhir, melakukan hobi yang kita senangi juga bisa membuat hatimu lebih tenang. Aktivitas ini yang sering terabaikan saat kita terlalu sibuk. Untuk mempunyai hobi, kamu bisa lakukan dengan hal yang kamu senangi seperti:
- Menulis jurnal singkat di pagi hari
- Membaca buku novel / self-development yang kamu sukai
- Menyulam, berkebun, mendengarkan musik
- Berendam air hangat sambil menghirup aroma terapi atau menikmati suara air
Aktivitas ini memberi ruang bagi pikiranmu untuk berhenti memikirkan hal-hal yang membuatmu cemas atau tidak relevan bagi dirimu.
Burnout Butuh Jeda, Bukan Performa Tambahan
Soalnya, kita mudah terjebak dalam logika “harus lebih produktif” saat merasa stres. Padahal, yang sesungguhnya dibutuhkan adalah cara untuk maintain the stress level dan recoverynya.
Fokus pada tiga hal ini: break dari aktivitas digital, berolahraga, dan aktivitas bermakna dengan hobi. Kalau kamu merasa lebih tenang, lebih fokus, dan lebih “hidup”, itu tanda positif bahwa dirimu sudah merespons dengan baik.
Dan ingat, ini bukan tentang berhenti. Ini tentang kembali fit dan fresh untuk diri sendiri sebelum melanjutkan ke rutinitas. Karena ketika pikiran sudah pulih, strategi dan energi untuk produktivitas juga akan kembali lebih kuat dan sehat.